Rabu, 11 Mei 2011

Peran Mahasiswa Terhadap Masyarakat

Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya. Selain "narkoba", istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia adalah Napza yang merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif.

Semua istilah ini, baik "narkoba" atau napza, mengacu pada sekelompok zat yang umumnya mempunyai risiko kecanduan bagi penggunanya. Menurut pakar kesehatan narkoba sebenarnya adalah psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien saat hendak dioparasi atau obat-obatan untuk penyakit tertentu. Namun kini presepsi itu disalah gunakan akibat pemakaian yang telah di luar batas dosis.
Hingga kini penyebaran narkoba sudah hampir tak bisa dicegah. Mengingat hampir seluruh penduduk dunia dapat dengan mudah mendapat narkoba dari oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Misalnya saja dari bandar narkoba yang senang mencari mangsa didaerah sekolah, diskotik, tempat pelacuran, dan tempat-
tempat perkumpulan genk. Tentu saja hal ini bisa membuat para orang tua, ormas, pemerintah khawatir akan penyebaran narkoba yang begitu meraja rela. Upaya pemberantas narkoba pun sudah sering dilakukan, namun masih sedikit kemungkinan untuk menghindarkan narkoba dari kalangan remaja maupun dewasa, bahkan anak-anak usia SD dan SMP pun banyak yang terjerumus narkoba. Hingga saat ini upaya yang paling efektif untuk mencegah penyalahgunaan Narkoba pada anak-anak yaitu dari pendidikan keluarga. Orang tua diharapkan dapat mengawasi dan mendidik anaknya untuk selalu menjauhi Narkoba.
Upaya Pencegahan
Meskipun dalam prakteknya penyebaran narkoba sulit dilakukan, tetapi masih banyak hal yang dapat dilakukan agar penyebarannya tidak meluas terutama bagi diri sendiri, diantaranya :
1. Jangan pernah penasaran untuk mencobanya walau hanya sekali. Karena mulai dari rasa penasaran kita akan menjadi pecandu.
2. Kuatkan iman dan taqwa kepada Tuhan dan yakinlah kalau Dia akan menolong kita.
3. Pilih teman yang benar-benar teman. Teman yang baik tidak mungkin menawarkan hal yang merugikan.
4. Katakan "Tidak!" untuk setiap ajakan memakai narkoba dan jenisnya.
5. Ingatkan jika ada teman yang menjadi pemakai. Ingatkan bahaya narkoba kepadanya.
6. Buat keluarga anda menjadi surga bagi anda (ciptakan kesenangan dikeluarga anda).

Menghindari Bahaya Narkoba


Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya. Selain "narkoba", istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia adalah Napza yang merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif.

Semua istilah ini, baik "narkoba" atau napza, mengacu pada sekelompok zat yang umumnya mempunyai risiko kecanduan bagi penggunanya. Menurut pakar kesehatan narkoba sebenarnya adalah psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien saat hendak dioparasi atau obat-obatan untuk penyakit tertentu. Namun kini presepsi itu disalah gunakan akibat pemakaian yang telah di luar batas dosis.
Hingga kini penyebaran narkoba sudah hampir tak bisa dicegah. Mengingat hampir seluruh penduduk dunia dapat dengan mudah mendapat narkoba dari oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Misalnya saja dari bandar narkoba yang senang mencari mangsa didaerah sekolah, diskotik, tempat pelacuran, dan tempat-
tempat perkumpulan genk. Tentu saja hal ini bisa membuat para orang tua, ormas, pemerintah khawatir akan penyebaran narkoba yang begitu meraja rela. Upaya pemberantas narkoba pun sudah sering dilakukan, namun masih sedikit kemungkinan untuk menghindarkan narkoba dari kalangan remaja maupun dewasa, bahkan anak-anak usia SD dan SMP pun banyak yang terjerumus narkoba. Hingga saat ini upaya yang paling efektif untuk mencegah penyalahgunaan Narkoba pada anak-anak yaitu dari pendidikan keluarga. Orang tua diharapkan dapat mengawasi dan mendidik anaknya untuk selalu menjauhi Narkoba.
Upaya Pencegahan
Meskipun dalam prakteknya penyebaran narkoba sulit dilakukan, tetapi masih banyak hal yang dapat dilakukan agar penyebarannya tidak meluas terutama bagi diri sendiri, diantaranya :
1. Jangan pernah penasaran untuk mencobanya walau hanya sekali. Karena mulai dari rasa penasaran kita akan menjadi pecandu.
2. Kuatkan iman dan taqwa kepada Tuhan dan yakinlah kalau Dia akan menolong kita.
3. Pilih teman yang benar-benar teman. Teman yang baik tidak mungkin menawarkan hal yang merugikan.
4. Katakan "Tidak!" untuk setiap ajakan memakai narkoba dan jenisnya.
5. Ingatkan jika ada teman yang menjadi pemakai. Ingatkan bahaya narkoba kepadanya.
6. Buat keluarga anda menjadi surga bagi anda (ciptakan kesenangan dikeluarga anda).

Bila Menjadi Pemimpin


1. Bila anda menjadi pemimpin, bagaimana :




a. Menyikapi konflik yang terjadi di dalam organisasi yang anda pimpin?

Untuk menyikapi konflik disini pemimpin kelompok menjelaskan pada anggota-anggota kelompok masalah yang dihadapi, makin konkrit dan khusus masalah tersebut dirumuskan, makin baik. Setelah masalah di identifikasikan setiap anggota diminta untuk menyumbangkan sebanyak mungkin ide yang dapat merupakan kemungkinan jawaban terhadap masalah tersebut.

b. Cara memotivasi bawahan agar menjadi giat bakerja?
·         Merangsang & mempertajam ketrampilan observasi
·         Melepaskan rem yang menghambat mekanisme-mekanisme asosiatif unttuk berfungsi secara wajar.
·         Menerapkan prinsip-prinsip & teknik-teknik kreatif
·         Kombinasi dan peningkatan dari ide-ide.


c. Gaya kepemimpinan yang efektif & cara memimpin?

Ø  Gaya kepemimpinan yang efektif,
·         bebas dalam berfikir
·         penuh imajinasi
·         bersifat ingin tahu
·         ingin mendapatkan pengalaman baru
·         berprakarsa
·         bebas dalam pendapat
·         mempunyai minat yang luas
·         percaya pada diri sendiri

Ø  Cara memimpin,
·         Bersifat optimis
·         Carilah peluasan maupun pendalaman
·         Pandanglah diri sendiri sebagai seorang calon pemimpin
·         kembangkan jiwa lebah. Dapatkan ide-ide dari mana saja. Jangan ragu-ragu untuk menghubungkan ide-ide. Bukalah  diri terhadap macam-macam pengalaman dan rangsang baik dari dalam, maupun dari luar.
·         Kembangkan kepekaan terhadap masalah, terhadap hal-hal yang salah, Keliru atau tidak wajar.
·         Belajarlah untuk bermain ide-ide
·         Jangan cepat puas dengan suatu pemecahan masalah
·         Bersikap terbuka terhadap dugaan-dugaan, perasaan atau firasat.
·         Berani & bebas berfikir
·         Ulet

Selasa, 10 Mei 2011

Rangkuman Bab XI

MOTIVASI

A. PENGERTIAN MOTIVASI
Motivasi adalah dorongan untuk dapat melakukan sesuatu. Atau motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan.
Motivasi merupakan masalah kompleks dalam organisasi,karena kebutuhan dan keinginan setiap anggota organisasi berbeda.hal ini berbeda karena setiap anggota suatu organisasi adalah 'unik' secara biologis maupun psikologis,dan berkembang atas dasar proses belajaryang berbeda pula.manajer organisasi perusahaan penting mengetahui apa yang menjadi motivasi para karyawan atau bawahannya,sebab faktor ini akan menentukan jalannya organisasi dalam mencapai tujuannya.

B. Jenis - Jenis Motivasi

1.  Motivasi Internal
Motivasi internal adalah motivasi yang muncul dari dalam diri sendiri. Penggolongan motivasi internal yang dapat diterima
secara umum belum mendapat kesepakatan para ahli. Motivasi internal dibagi menjadi dua kelompok, yaitu :
A. Motivasi fisiologis,yang merupakan motivasi alamiah (biologis)
B. Motivasi psokologis,yang dapat dikelompokkan dalam tiga kategori dasar yaitu :
1. Motivasi kasih sayang ; motivasi untuk menciptakan dan memelihara kehangatan,keharmonisan dan kepuasan batiniah (emosional) dalam berhubungan dengan orang lain.
2. Motivasi mempertahankan diri ; motivasi untuk melindungi kepribadian, menghindari luka phisik dann psikologis, menghindari untuk tidak ditertawakan dan kehilangan muka,mempertahankan prestise dan mendapatkan kebanggaan diri.
3. Motivasi memperkuat diri ; motivasi untuk mengembangkan kepribadian,berprestasi,menaikkan prestasi dan mendapatkan mengakuan orang lain, memuaskan diri dengan penguasaannya terhadap orang lain.

2. Motivasi Eksternal
Motivasi eksternal menjelaskan kekuatan-kekuatan yang ada di dalam individu yang dipengaruhi factor-faktor intern yang dikendalikan oleh manajer yaitu meliputi suasana kerja seperti gaji,kondisi kerja, dan kebijaksanaan perusahaan,dan hubungan kerja,seperti penghargaan,kenaikkan pangkatdan tanggungjawab.
Dalam seorang manajer dapat mempergunakan motivasi eksternal yang positif ataupun negative.motivasi positif memberikan penghargaan untuk pelaksanaan kerja yang baik.motivasi yang negative memperlakukan hukuman bila pelaksanaan kerja jelek.

C. Pendekatan – Pendekatan Terhadap Motivasi
1. Pendekatan hubungan manusiawi tradisional
Pendekatan hubungan manusiawi tradisional pada umumnya tidak menyadari pentingnya proses psikologis,pandangan tersebut terutama didasarkan atas tiga asumsi berikkut ini :
a. Personalia terutama dimotivasi secara ekonomis dan perasaan aman serta kondisi kerja yang baik.
b. Pemenuhan ketiga hal itu akan menpunyai pengaruh positif pada semangat kerja mereka
c. Ada korelasi positif antara semangat kerja dan produktivitas.
Dengan tiga asumsi ini,masalah motivasional yang dihadapi manajemen relative mudah dipecahkan dan diselesaikan.
2. Pendekatan modern
Pendekatan ini lebih memproitaskan kepada pendekatan keprilakuan manajemen untuk mulai mencari secara lebih seksama dasar-dasar teroritisbaru dan berusaha untuk mengembangan teknik-teknik motivasi baru. 

D. 
Teori Kebutuhan Maslow
Lima kebutuhan dasar manusia menurut MASLOW
1. Kebutuhan fisiologis yaitu kebutuhan seperti rasa lapar,haus,seks,perumahan,tidur dan sebagainya.
2. Kebutuhan keamanan yaitu kebutuhan akan keselamatan dan perlindungan dari bahaya,ancaman dam perampasan ataupun pemecatan dari pekerjaan.
3. Kebutuhan social yaitu kebutuhan akan rasa cinta dan kepuasan dalam menjalin hubungan dengan orang lain, kepuasan dan perasaan memiliki serta diterima dalam suatu kelompok,rasa kekeluargaan,persahabatan dan kasih sayang.
4. Kebutuhan penghargaan yaitu kebutuhan atas akan status atau kedudukan,kehormatan diri, reputasi dan prestasi.
5. Kebutuhan aktualisasi diri yaitu kebutuhan pemenuhan diri,untuk mempergunakan potensi diri,pengembangan diri semaksimal mungki, kreativitas,ekspresi diri dan melakukan apa yang paling cocok ,serta menyelesaikan pekerjaannya sendiri.
Teori maslow ini telah banyak digunakan sebagai dasar penelitian untuk menentukan bagaimana masing-masing tingkat kebutuhan ituberkaitan dengan perilaku seseorang.

E.  Teori Motivasi Berprestasi Mcclelland
Menurut McClelland,seseorang dianggap mempunyai motivasi prestasi yang tinggi,apabila dia mempunyai keinginan untuk berprestasi lebih baik daripada yang laindalam banyak situasi.
McClelland memusatkan perhatiannya pada tiga kebutuhan manusia yaitu
1. Kebutuhan prestasi(kebutuhan akan keinginan untuk mengambil sesuatu yang menjadi tanggung jawab dia untuk melakukan sagala sesuatu secara kreatif dan innovative)
2. Kebutuhan afiliasi (kebutuhan ini ditunjukkan adanya keinginan untuk bersahabat)
3. Kebutuhan kekuasaan (tercermin pada seseorang yang ingin mempunyai pengaruh atas orang – orang lain.
Teori McClelland ini sangat penting untuk mempelajari motivasi karena motivasi prestasi dapat diajarkan untuk mencapai sukses kelompok atau organisasi.penelitian McClelland menunjukkan bahwa motivasi prestasi dapat diperoleh melalui latihan dengan mengajarkan seseorang untuk berpikir dan berbuat dengan motivasi prestasi.

G.  
Teori Motivasi Dua-Faktor Herzberg
Teori Herzberg berhubungan erat dengan hirarki kebutuhan Maslow.faktor-faktor higienis,seperti istilah medis,adalah bersifat preventif dan merupakan factor lingkungan,dan secara kasar ekuivalen dengan kebutuhan-kebutuhan tingkat bawah Maslow.factor-faktor higienis bukan sebagai kepuasan kerja,tetapi justru sebaliknya sebagai sumber ketidakpastian kerja. Factor-factor tersebut adalah kondisi kerja,hubungan antar pribadi ( terutama dengan mandor ), gaji dan sebagainya.perbaikkan terhadap factor –factor higienis akan mencegah,mengurangi atau menghilangkan ketidakpuasan kerja,tetapi tidak akan menimbulkan dorongan atau kepuasan kerja.faktor higienis sendiri tidak menimbulkan motivasi,tetapi diperluhkan agar motivasi dapat berfungsi atau dengan kata lain berperan sebagai 'landasan' bagi sebuah motivasi kerja.